Friday, July 13, 2012

Nasi dan Aksi


Jumpa lagi dengan (calon) penulis  favorit anda, saya sendiri (nama bisa dilihat di kolom about me di bagian kiri).  setelah kurang lebih seperempat abad lebih saya tidak tidur siang akhirnya saya bisa menulis lagi. (pembaca: hubungannya?), pikir saja sendiri kalo udah dapat jawbannya silahkan tinggalkan komentar di bagian bawah. (pembaca: alasan! Bilang aja biar postingannya ada yang komen), kok tau sih? (pembaca: soalnya kamu telah mempostingkan hati aku), heh??
Mari kita tinggalkan hal-hal aneh di atas, maksud saya simpan dalam hati dan amalkan dalam kehidupan anda. Semenjak saya mulai menulis blog ternyata ada banyak hal menarik dalam hidup saya yang saya angkat untuk di bahas di blog ini, kalo kata pembawa acara di suatu infotainment “menjadi layak dan patut di perbicangkan, setajam....Xermez” (Xermez adalah bahasa manadonya silet), dan semakin hari ternyata hal-hal menarik itu mulai sirna, sehingga saya pun kehabisan ide untuk menulis. 





TAMAT






(pembaca: horeeeeeeeee, akhirnya saya bisa terlepas dari belenggu sesat). Just Kidding :p. Kalian masih akan tersesat dalam waktu yang lama.



Baiklah kali ini saya akan mencoba membahas soal makan.
Hmmmmm....beberapa hari terakhir ini karena jalanan di kota manado sedang dalam perbaikkan maka lalulintas berada dalam keadaan macet, sehingga waktu saya terbuang lebih banyak dijalanan daripada dirumah untuk makan, maka dari itu saya sering melihat aktivitas yang terjadi di dalam angkutan umum, entah itu sopirnya atau penumpangnya. (pembaca: katanya mau ngebahas soal makanan tapi kok soal angkutan umum?), coba di baca lagi deh, ada kok kalimat yang nyebutin soal makan.

Bicara soal sopir angkot sebenarnya, pekerjaan menjadi sopir angkot di manado adalah pekerjaan sampingan karena pekerjaan utama para sopirnya adalah pengusaha minyak, batubara dan properti. (pembaca: wuiiiih, keren banget! Kok bisa?) mengapa saya bisa berpikir seperti itu, ya karena yang saya lihat rata-rata sopir angkot di manado handphonenya mahal-mahal dan bermerk lagi, sebut saja S*MS*NG Galaxy Ace dan BL*CK*ER*Y Torch anda tau sendiri kan harga dari Kedua Jenis HP tersebut yang bisa di bilang menyentuh jutaan rupiah. Saya teringat sewaktu melihat seorang pemilik restoran dan pemilik toko kacamata ternama yang saya kenal sedang mengetik sms dengan hape yang tak bermerk atau bisa di bilang hape yang harganya tidak sampai 500 ribu rupiah). Hmmmmm....saya tidak tau apakah dugaan saya benar bahwa pekerjaan sopir sopir itu yang sebenarnya adalah pengusaha atau bukan, atau memang gaji sebagai sopir sekarang ini sangat besar dan mungkin hanya saya saja yang sirik karena tidak menjadi sopir angkot, maksud saya memiliki handphone handphone mahal itu, hahaha.

Sekarang mari beranjak ke penumpangnya, menurut saya pekerjaan menumpang di kota manado adalah pekerjaan sampingan juga. (pembaca: bukannya penumpang memang memilki pekerjaan mereka masing-masing? Dan naik angkot itu bukanlah pekerjaan), ups! Maaf saya yang bodoh, hehehe. oke kemarin ada penumpang seorang ibu dan anaknya yang duduk di belakang saya, mereka kelihatannya baru selesai belanja perlengkapan sekolah untuk si anak yang baru mau masuk SMP, kebetulan saya mendengar apa yang mereka bicarakan:

Ibu: nak, ini sepatu baru kamu yang kita beli tadi.
Anak: berapa harganya bu?
Ibu: kira-kira 150 ribu, kenapa? (tanya sang ibu dengan harapan anaknya akan mengganti uang yang telah dibelikan sepatu)
Anak: Loh, Kok? Harganya cuman 150 ribu sih bu?
Ibu: Loh, emang kenapa? (jawab si ibu kecewa karena ternyata anaknya tidak bermaksud mengganti uang yang telah dibelikan sepatu tadi)
Anak: Kan aku udah mau masuk SMP, beliin yang harganya 300 ribu dong!
Ibu: membisu.
Anak: (ditendang keluar dari mobil oleh si ibu trus di lindas oleh motor)
apa yang terjadi pada si anak hanyalah fiktif belaka

Helloooooouuuwwwww...bukanmain ya anak-anak zaman sekarang udah di beliin sepatu bukannya berterima kasih eh minta di beliin yang lebih mahal, tapi bagus juga sih,  gitu dong kalo masih bisa dapat yang lebih mahal buat apa dapat yang murahan. (pembaca: heh?) bercanda...hehehe, kasian mereka tidak tau betapa sulitnya mencari uang.

Mungkin memang benar ungkapan klasik di manado yang berkata demikian “biar kalah nasi asal jangan kalah aksi”, kira-kira artinya biar susah tapi harus tetap mengikuti tren zaman sekarang. Pesan saya, perbanyaklah makan nasi dan berolahragalah untuk hidup yang lebih sehat.

0 comments:

Post a Comment