Monday, July 23, 2012

Kelas 4 SD = Dewasa


Kemarin dalam perjalanan saya dengan membawa misi untuk mendapatkan secarik berkas yang ada di rumah kami di kampung halaman sang bunda, saya bertemu tak menyapa dengan kumpulan anak-anak atau yang di tulisan saya yang berjudul  iblis berwajah malaikat  disebut Iblis-iblis kecil yang sedang bermain di jalanan, dimana mereka ber-anggota-kan 4 orang anak laki-laki dan 1 orang anak perempuan (yap! Kalian benar mereka adalah power rangers) dan mereka hendak memulai suatu permainan, saya tidak tahu mentempe permainan apa yang akan mereka mainkan, kira-kira begini pembicaraan mereka:

Anak laki-laki 1: (sambil menujuk ke arah anak perempuan) hey, kamu gak usah ikutan main soalnya Cuma kamu satu-satunya anak perempuan disini.
Hmmmmm, dalam pikiran saya mungkin si anak ini takut kalau nanti terjadi pelecehan seksual terhadap teman wanitanya ini, bagus! Gentle! Pasti dia akan memiliki bnayak fans wanita ketika sudah besar.

Anak laki-laki 2: (membenarkan temannya) iya, lagipula kamu masih anak kecil!
Anak ini merasa dia sudah menjadi om-om, kasihan, pasti kebanyakan nonkrong sama tukang ojek.

Anak laki-laki 3: (menyangkal pernyataan temannya) apanya yang anak kecil!? Dia kan sudah kelas 4!

Anak laki-laki ke-4 dan ke-5 dan juga anak perempuan tidak ikut ambil bagian dalam pembicaraan ini.

Whaaaat the...trus maksudnya kelas 4 itu udah dewasa dan tidak layak lagi disebut anak kecil lagi? Kalo klas 4 udah dewasa, gimana dengan anak SMP dan SMA atau bahkan yang udah kuliah kayak saya??
TK: balita (tahap memasuki anak kecil)
SD kelas 1: anak kecil sejati
SD kelas 2: remaja (dimasa ini mereka sedang dalam tahap pengenalan apa itu alay)
SD kelas 3: pemuda (masa dimana sudah mulai coba-coba dengan alay)
SD kelas 4-6: orang dewasa (alay stadium 2 dan proses pengenalan dengan ibu-ibu dan atau preman-preman di kompleks)
SMP: orang dewasa (alay stadium 3, pada tahap ini subjek mulai bergaul dengan ibu-ibu dan atau preman-preman kompleks)
SMA: orang dewasa (alay stadium 4, tahap dimana penentuan jati diri, mau lanjut kuliah atau jadi ibu-ibu dan atau preman)
Preman: orang dewasa sejati (bawa botol minuman dan hobi malakin orang)
Ibu-ibu kompleks: orang dewasa sejati (pake daster dan hobi gosip)
Kuliah: orang dewasa  hampir sempura (masa pemulihan alay namun menurut riset ada beberapa yang masih belum bisa disembuhkan karena ditahap ini alay sudah merupakan bagian dari hidup mereka dan bagi mereka alay adalah bagian dari kreatifitas).
Bekerja dan menikah: orang dewasa sejati.

Yaaa, mungkin inilah pandangan anak-anak itu tentang kedewasaan. Mereka ingin menjadi orang dewasa secepatnya. Namanya juga masih anak-anak, mereka belum tau betapa sulitnya menjadi orang dewasa
Marilah kita sebagai generasi muda mendidik anak-anak yang ada disekitar kita agar mereka jangan menjadi "iblis", ketika dewasa jangan menjadi preman atau jadi ibu-ibu tukang gosip. :)

0 comments:

Post a Comment