Oke kali ini saya akan mencoba
sedikit religius, mungkin kalian mengira saya adalah pria yang sering melakukan
kenakalan remaja walaupun saya adalah seorang pemuda yap! Kalian benar, pria
yang berpikiran sempit (memang benar, karena otak kita terkurung di dalam
tengkorak yang kecil), kalau kalian berpikir saya pria yang bimbang mau jadi
laki-laki atau perempuan jawabannya adalah tidak (pasti yang homo-homo langsung
kecewa) dan kalau kalian berpikir saya kekanak-kanakan dan malas pergi ke
ibadah maka kalian salah karena saya adalah seorang guru sekolah minggu dan
saya pergi ke sekolah minggu untuk mengajar mereka tentang alkitab (pembaca:
semoga anak-anak itu tidak jatuh kedalam jurang kegelapan) dan saya juga
termasuk pria yang tidak terlalu malas dan tidak terlalu rajin untuk pergi ke
gereja :).
Kali ini saya akan coba membahas
soal godaan, godaan itu bisa terjadi di mana saja dan kapan saja, bagi para
pria godaan yang banyak di jumpai adalah ketika sedang jalan-jalan di mall dan melihat cewek cantik dan seksi
serasa mata ini memiliki sensor gerak cewek cantik, kemana mereka melangkah
mata kita langsung mengikuti, saat mereka duduk, minum, kayang, sikap lilin, roll depan dan roll belakang ataupun ngesot kita selalu memperhatikannya, godaan
yang lain juga ketika kita sedang menggunting kuku kaki kita, berbekal naluri
dan rasa penasaran maka kitapun ingin mencium bau dari kuku kaki yang kita
gunting tadi dan hal yang sama juga berlaku ketika kita ngupil, membersihkan
telinga dan menggaruk pantat kita, bahkan ada beberapa yang ingin merasakan
rasanya, semua thanks to rasa
penasaran yang terkutuk itu (bagi yang belum pernah melakukan hal-hal tersebut
sebagai informasi saja bahwa rasanya asin dan ada yang pahit).
Oke cukup dengan hal-hal yang menggiurkan
tersebut, yang akan saya bahas disini bukanlah hal itu tapi godaan saat di
gereja. Sewaktu saya pergi kegereja beberapa minggu lalu (beberapa minggu lalu
bukan berarti minggu yang baru saja lewat ini saya tidak masuk gereja ya) saya
melihat godaan itu. Jujur saja saya lebih suka duduk di luar, menyendiri,
karena bagi saya dengan menyendiri saya merasa lebih bisa menikmati dan
mengikuti ibadah dengan hati penuh sukacita, sebut saja saya bisa pergi ke
toilet tanpa harus mengganggu anggota jemaat dan ibadah yang sedang berjalan
dengan keluar dari ruangan, bisa buang ingus di sapu tangan atau tisu dengan
leluasa, bisa kentut tanpa menyebabkan kematian dan yang paling penting saya
bisa bernyanyi lagu-lagu pujian dengan penuh percaya diri tanpa rasa malu dengan suara saya yang
luar biasa ini. apalah arti beribadah tanpa ada sukacita.
Lanjut soal godaan di gereja, kaena
saya duduk di luar maka dengan jelas saya bisa melihat orang-orang yang masuk
dan yang saya lihat adalah bahwa para wanita-wanita muda atau yang biasa di
sebut cewek-cewek sering saltum (bukan
bahasa latin ataupun bahasa india melainkan singkatan dari salah kostum), yap! Mungkin
karena mereka buru-buru mau ke gereja sehingga pakaian adik perempuan mereka pun
dipakai dan alhasil pakainnya kekecilan, ada yang roknya terlalu pendek dan ada
yang bajunya kekecilan sehingga press
body, ada juga yang memakai baju
yang belum selesai dijahit, bukan hanya
cewek-cewek tapi ada juga tante-tante yang saltum,
bahkan waria atau bencong bisa berpakain lebih rapi di bandingkan mereka
saat kegereja. Tragis.
Hmmmm, saya bingung dengan diri
saya sendiri, kenapa saya menjadi orang yang suka memperhatikan segala sesuatu
apalagi cara berpakaian, apakah saya nantinya akan jadi perancang busana yang
bimbang mau jadi cowok atau cewek? Jadi apapun asal jangan jadi bimbang :(. Tapi
mungkin ini adalah bakat Observasi yang diturunkan dari ibu saya sebagai
ibu-ibu di kompleks yang hobi gosip atau saya saja yang mesum. Entahlah, tapi
yang pasti kita telah di beri kebebasan untuk berpakaian jadi marilah kita
berpakaian yang selayaknya jika kita hendak ketempat ibadah :)
0 comments:
Post a Comment