Monday, August 13, 2012

Jaim Alami dan Jaim Buatan


Jaim. Bukan saudara dari Jaim Wong atau Jaim artis cilik itu, bukan jaim suntik dan tentunya juga bukan alat penunjuk waktu. “jaim berapa sekarang?”, “jaim 9”, “makasih” รง bukan jaim seperti ini yang saya maksud. Jaim yang saya maksud adalah jaim atau kepanjangannya adalah jaga imej alias jaga sikap atau stay cool atau gak malu-maluin.

Tentunya kita semua pernah jaim, baik itu jaim sama pacar, jaim pas lagi pdkt, jaim sama ortu pacar sampai jaim sama hewan peliharaan sendiri. Tapi tau kah kalian bahwa sesungguhnya pada hakekatnya jaim itu terbagi atas dua kategori, yang pertama adalah jaim alami atau bahasa tagulandangnya born to be jaim dan yang kedua adalah jaim buatan atau bahasa kerennya artificial jaim.

Jaim alami adalah sosok pribadi yang jaim dimana kejaimanya ini lahir dari lubuk hatinya yang paling dalam sehingga membesarkan kemaluannya (baca: rasa malu) sehingga iya tidak banyak bertingkah dan selalu hati-hati dalam bertingkah. Tidak berani memulai sesuatu yang baru atau memulai percakapan, pandangannya seperti orang sombong padahal tidak. Jaim jenis ini terjadi pada anak-anak yang biasanya kurang pergaulan di luar rumah, jaim jenis ini sangat berbahaya karena selain memperbesar kemaluan juga bisa berkembang menjadi overjaim sampai-sampai menjadi jaim pada hewan piaraan. (contoh: ketika mau mandi dan anjing kita tiba-tiba nyusup ke kamar mandi subjek akhirnya tidak jadi mandi)

Sedangkan jaim buatan adalah sosok pribadi jaim dimana jaim yang di miliki tidak berdasar dari lubuk hatinya yang terdalam melainkan atas dasar ingin terlihat bagus kelakuannya di mata orang lain. Jaim jenis ini biasa menimpa orang-orang yang lagi PDKT atau yang baru pertama kali pergi ke rumah pacar atau melakukan sesuatu di tempat umum.

Berikut adalah contoh jaim buatan:
Ketika nonton tv bersama orang banyak, duduk manis atau sekedar mengangkat kaki dan makan cemilan secara normal bisa terjadi, tapi ketika nonton sendiri di rumah lain lagi, ngesot, pake kolor, cemot-cemotan.
Ketika lagi bikin roti pake selai kacang atau selai coklat atau pake selai apapun, satu persatu roti di oles dengan layak, tapi ketika mau bikin roti sendiri pake selai kacang, roti di abaikan, sendok di ambil buat merogoh selai, di emut, botol selai di peluk-peluk.

Ketika uang receh alias kepingan logam 100 rupiah kita terjatuh di tenga keramaian cewek-cewek cantik atau cowok-cowok tampan, pura-pura gak liat uang itu jatuh, stay cool, tapi ketika di rumah bongkar-bongkar kolong tempat tidur atau di kolong sofa cari uang receh buat bayar angkot. (hal ini tidak berlaku bagi sahabat saya @jorsmanops dan kumalasari suryaningsih handoko cahyaningrat yang merupakan pendiri IMPI atau Ikatan Mahasiswa Pelit Indonesia :p)

Ketika mau munggut sesuatu yang jatuh di tempat umum semisal pensil, ambil pensil itu selayaknya orang munggut sesuatu, tapi ketika di rumah, berusaha keras ambil pensil itu pake kaki.

Ketika lagi nelpon di tempat umum, ngomong seadanya dengan suara sekedarnya, tapi ketika di rumah ngegossip pake toa. (bagi ibu-ibu kompleks nelpon di tempat umum atau di rumah sama saja tetap ngegossip)

Ketika membersihkan meja yang kotor di tempat umum, cari tisu atau kain, lap sampai bersih tapi ketika di rumah, lap pake tangan sekedarnya trus tangan di lap di baju atau celana.

Ketika internetan di kantor, donlot ini itu, facebook dan twitter juga, ketika di rumah donlot ini itu, facebook dan twitter juga.

Ketika dengerin musik di tempat umum, ngangguk-ngangguk sekedarnya gumam-gumam sebisanya, tapi ketika di rumah menari-nari kayak ayam kerasukan trus klepek-klepek di lantai kayak ikan mas ngesot.

Hmmmm..itulah beberpa contoh jaim buatan, pada dasarnya sebagian besar hal-hal itu adalah pengalaman pribadi saya. Jadi janganlah kita menjadi Jaim Alami karena itu tidak baik karena bisa memperbesar kemaluan (baca: rasa malu) dan juga menjadikan kita bisa-bisa tidak punya teman dan di jauhi oleh hewan piaraan.

0 comments:

Post a Comment