Jaim. Bukan saudara dari Jaim
Wong atau Jaim artis cilik itu, bukan jaim suntik dan tentunya juga bukan alat
penunjuk waktu. “jaim berapa sekarang?”, “jaim 9”, “makasih” รง bukan jaim seperti ini
yang saya maksud. Jaim yang saya maksud adalah jaim atau kepanjangannya adalah
jaga imej alias jaga sikap atau stay cool
atau gak malu-maluin.
Tentunya kita semua pernah jaim,
baik itu jaim sama pacar, jaim pas lagi pdkt, jaim sama ortu pacar sampai jaim
sama hewan peliharaan sendiri. Tapi tau kah kalian bahwa sesungguhnya pada hakekatnya
jaim itu terbagi atas dua kategori, yang pertama adalah jaim alami atau bahasa
tagulandangnya born to be jaim dan yang kedua adalah jaim buatan atau bahasa
kerennya artificial jaim.
Jaim alami adalah sosok pribadi yang
jaim dimana kejaimanya ini lahir dari lubuk hatinya yang paling dalam sehingga
membesarkan kemaluannya (baca: rasa malu) sehingga iya tidak banyak bertingkah
dan selalu hati-hati dalam bertingkah. Tidak berani memulai sesuatu yang baru
atau memulai percakapan, pandangannya seperti orang sombong padahal tidak. Jaim
jenis ini terjadi pada anak-anak yang biasanya kurang pergaulan di luar rumah,
jaim jenis ini sangat berbahaya karena selain memperbesar kemaluan juga bisa
berkembang menjadi overjaim sampai-sampai menjadi jaim pada hewan piaraan.
(contoh: ketika mau mandi dan anjing kita tiba-tiba nyusup ke kamar mandi
subjek akhirnya tidak jadi mandi)
Sedangkan jaim buatan adalah
sosok pribadi jaim dimana jaim yang di miliki tidak berdasar dari lubuk hatinya
yang terdalam melainkan atas dasar ingin terlihat bagus kelakuannya di mata
orang lain. Jaim jenis ini biasa menimpa orang-orang yang lagi PDKT atau yang
baru pertama kali pergi ke rumah pacar atau melakukan sesuatu di tempat umum.
Berikut adalah contoh jaim
buatan:
Ketika nonton tv bersama orang
banyak, duduk manis atau sekedar mengangkat kaki dan makan cemilan secara
normal bisa terjadi, tapi ketika nonton sendiri di rumah lain lagi, ngesot,
pake kolor, cemot-cemotan.
Ketika lagi bikin roti pake selai
kacang atau selai coklat atau pake selai apapun, satu persatu roti di oles
dengan layak, tapi ketika mau bikin roti sendiri pake selai kacang, roti di
abaikan, sendok di ambil buat merogoh selai, di emut, botol selai di
peluk-peluk.
Ketika uang receh alias kepingan
logam 100 rupiah kita terjatuh di tenga keramaian cewek-cewek cantik atau cowok-cowok
tampan, pura-pura gak liat uang itu jatuh, stay cool, tapi ketika di rumah
bongkar-bongkar kolong tempat tidur atau di kolong sofa cari uang receh buat
bayar angkot. (hal ini tidak berlaku bagi sahabat saya @jorsmanops dan
kumalasari suryaningsih handoko cahyaningrat yang merupakan pendiri IMPI atau Ikatan Mahasiswa Pelit Indonesia :p)
Ketika mau munggut sesuatu yang
jatuh di tempat umum semisal pensil, ambil pensil itu selayaknya orang munggut
sesuatu, tapi ketika di rumah, berusaha keras ambil pensil itu pake kaki.
Ketika lagi nelpon di tempat
umum, ngomong seadanya dengan suara sekedarnya, tapi ketika di rumah ngegossip
pake toa. (bagi ibu-ibu kompleks nelpon di tempat umum atau di rumah sama saja
tetap ngegossip)
Ketika membersihkan meja yang
kotor di tempat umum, cari tisu atau kain, lap sampai bersih tapi ketika di
rumah, lap pake tangan sekedarnya trus tangan di lap di baju atau celana.
Ketika internetan di kantor,
donlot ini itu, facebook dan twitter juga, ketika di rumah donlot ini itu,
facebook dan twitter juga.
Ketika dengerin musik di tempat
umum, ngangguk-ngangguk sekedarnya gumam-gumam sebisanya, tapi ketika di rumah
menari-nari kayak ayam kerasukan trus klepek-klepek di lantai kayak ikan mas
ngesot.
Hmmmm..itulah beberpa contoh jaim
buatan, pada dasarnya sebagian besar hal-hal itu adalah pengalaman pribadi saya.
Jadi janganlah kita menjadi Jaim Alami karena itu tidak baik karena bisa
memperbesar kemaluan (baca: rasa malu) dan juga menjadikan kita bisa-bisa tidak
punya teman dan di jauhi oleh hewan piaraan.
0 comments:
Post a Comment